Begini hasilnya kalau Mitsubishi Mirage dirombak total secara digital. Bahasa rancang bangun Dynamic Shield, makin apik tertancap pada bagian muka. Seperti yang Anda lihat garis tegas bermunculan, menggantikan gurat lengkungan Mirage sekarang ini. Dari gambar rendering, mereka mengadopsi muka Mitsubishi ASX 2019. Bikin mobil tak kalah tampan dari Xpander.
Semula Mirage berperawakan mungil, pada gambar dimensinya dibikin sedikit mengembang. Tampak pelindung sentral dari kedua sisi dan perlakuan garis horizontal plus vertikal pada grille. Sementara bubuhan skid plate di bawah bumper, cukup mengekspresikan kekuatan dan ketangguhan sebuah hatchback.
Gaya baru membuat tatanan kap mesin menjorok lebih dalam, untuk memperkuat proyeksi ujung depan. Terlihat tata letak pencahayaan LED yang khas. Menempatkan lampu kabut di ujung bumper dan DRL yang tak teralu sipit. Kombinasi lampu depan dan belakang LED dalam desain, tampak tajam membentang. Menonjolkan nilai ergonomis yang tinggi.
Masih adakah harapan membuat Mirage baru? Sejak merek itu ditelan oleh aliansi Renault-Nissan pada 2016, ada indikasi untuk unit anyar. Raksasa pembuat mobil besar ini, mulai berpikir untuk meningkatkan Mirage kecil, yang berusia hampir tujuh tahun. Dan itu bisa diwujudkan. Caranya, melibatkan peminjaman platform CMF-B, yang kini dipakai Renault Clio. Berbagi platform, engine hingga bahasa desain, kini lazim terjadi pada lintas aliansi. Jadi bukan barang yang mustahil bukan?
Langkah yang disarankan, tetap mengembangkan mobil secara terintegrasi. Jadi pertukaran wajah sederhana, mungkin saja berhasil menggairahkan market. Memadukan Renault Clio baru dengan ASX (dikenal pula sebagai Outlander Sport) bisa jadi solusi untuk memecah kebuntuan. Secara teoritis, diprediksi rendering 90% akurat.
Tapi bukan itu saja fokus aliansi. Pertimbangan kebutuhan pasar pada jenis hacthback sebetulnya ada, namun tidak begitu besar. Ambil contoh di pasar Indonesia. Terpaksa Mitsubishi (MMKSI) mengghentikan penjualan unit pada tahun lalu. Mereka tak lagi impor Mirage dari Thailand. Sedangkan di sana, mobil masih dipasarkan. Alasan perusahaan menghentikan, lantaran tergerus segmen di bawah Mirage. Secara tak langsung, konsumen lebih memilih kendaraan LCGC ketimbang Mirage. Itu yang dijabarkan MMKSI.
Selain harga LCGC lebih murah, daya tampung varian mobil keluarga juga lebih lapang. Apalagi konsumen hatchback di sini gemar hatchback berdesain yang sporty. Maksudnya, suka mobil bertampang gahar dengan garis-garis tajam. Tidak seperti Mirage yang tampil lebih kalem. Lihat saja produk dari pabrikan Jepang lainnya, yang masih bisa mempertahankan penjualan. (Alx/Odi)
Mahathir Mohamad Foto: dok. Reuters Fukuoka – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengutarakan ambisinya untuk membuat kendaraan beroda empat nasional ketiga Malaysia. Tak tanggung-tanggung Mahathir meminta pinjaman pabrikan Jepang menyerupai Nissan dan Toyota. Demikian menyerupai dilaporkan Nikkei Asian Review, Rabu... selengkapnya
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) resmi memperkenal New Pajero Sport Exceed 4×2 AT dan GLX 4×4 di Mall Kelapa Gading (MKG), Jakarta Utara. Unit terbaru ini merupakan hasil penyegaran generasi sebelumnya. Pada awal perkenalannya, kandungan lokal yang... selengkapnya
1. Konsep Mitsubishi Pajero Sport Untuk urusan konsep, maka mobil keren yang sering dibeli sama pejabat Indonesia ini, sulit dikalahkan sama konsep mobil sekelasnya. Kelebihan pertama dari Mitsubishi Pajero Sport ada pada konsep mobilnya. Konsep Pajero Sport ini adalah mobil mewah dengan tampilan elegan.... selengkapnya
Belum ada komentar